Ratusan warga terlihat sudah mengantre di depan rumah jabatan wakil bupati Mamuju di Jalan Ahmad Kirang, sejak Selasa pagi (19/1/2021). (Foto: Antara)

MAMUJU, iNews.id - Pascagempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, ratusan warga korban gempa mengantre untuk mendapatkan tenda. Ratusan warga terlihat sudah mengantre di depan rumah jabatan wakil bupati Mamuju di Jalan Ahmad Kirang, sejak Selasa pagi (19/1/2021). 

Hingga Selasa sore, antrean pengungsi di depan rumah jabatan wakil bupati Mamuju masih terus berlangsung. Pengungsi dari seluruh wilayah Kabupaten Mamuju terus berdatangan untuk mengantre mendapatkan tenda dan beras.

Salah satu warga Mamuju, Ilham, yang ditemui saat mengantre untuk mendapatkan tenda mengatakan, meskipun dirinya sudah sejak pagi, dia belum mendapatkan tenda. Begitu juga dengan korban gempa lainnya.

"Saya mengantre sejak tadi dan sampai saat ini belum mendapatkan giliran untuk mendapatkan bantuan tenda. Katanya ada juga bantuan 5 kilogram beras," kata Ilham.

Dia mengaku mengungsi di Stadion Manakarra Mamuju bersama kedua orang tuanya, sesaat setelah terjadi gempa yang merusak rumahnya di kawasan Pasar Lama atau Pasar Sentral Mamuju.

Sejak mengungsi di kawasan Stadion Manakarra Mamuju, dia dan para pengungsi korban gempa Sulbar lainnya sudah banyak mendapatkan bantuan dari sejumlah relawan. Namun, yang sangat memprihatinkan, para pengungsi sangat kesulitan mendapatkan air bersih, termasuk untuk kegiatan MCK (mandi, cuci dan kakus).

"Kalau makanan dan minuman, banyak yang memberikan bantuan dari relawan. Tapi, kami sangat kesulitan air bersih untuk kegiatan MCK. Kalau saya, masih bisa pulang ke rumah, tetapi orang tua saya harus ke masjid terdekat," tutur Ilham.

Pengungsi lainnya yang ditemui saat mengantre di depan rumah jabatan wakil bupati Mamuju Ramli mengaku sudah menunggu lebih dari dua jam, tetapi juga belum mendapatkan tenda dan beras.

"Saya di sini sejak pukul 10.30 WITA, tapi sampai sekarang, juga belum dipanggil untuk mendapatkan tenda," ujar Ramli.

Warga tidak mendapatkan informasi terkait adanya bantuan tenda dan beras di depan rumah jabatan Wakil Bupati Mamuju tersebut. Warga harus mencari informasi sendiri agar bisa mendapatkan bantuan.

"Tenda dan terpal memang sangat kami butuhkan, karena kalau makanan dan minuman banyak relawan yang mengantarkan ke lokasi pengungsian. Tidak ada pemberitahuan adanya bantuan tenda ini. Kebetulan memang saya berkeliling dan melihat ada yang mengantre sehingga saya juga ikut mengantre," tuturnya.

"Kalau kita tidak mencari sendiri, tidak akan mendapatkan informasi. Jadi kami (pengungsi) yang harus aktif mencari informasi agar bisa mendapatkan bantuan," ucap Ramli.

Menurut Ramli, seharusnya para ketua RT mendata warga yang membutuhkan bantuan. Kemudian, mewakilkan untuk mengambil bantuan tersebut agar warga tidak perlu berdesak-desakan mengantre.

"Kami sudah menderita karena terpaksa mengungsi, eh kami juga yang harus berkeliling mencari bantuan. Seharusnya ketua RT yang mengoordinir kemudian mewakili warganya sehingga kami tidak harus mengantre berjam-jam seperti ini," kata Ramli.

Hingga Selasa sore, antrean pengungsi di depan rumah jabatan wakil bupati Mamuju masih terus berlangsung. Pengungsi dari seluruh wilayah Kabupaten Mamuju terus mendatangkan untuk mengantre mendapatkan tenda dan beras.


Editor : Maria Christina

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network