PANDEGLANG, iNews.id - Aksi kekerasan di dunia pendidikan kembali terjadi. Seorang kepala sekolah di SD Negeri Waringinjaya Tiga, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Banten, diduga telah melakukan penyiksaan terhadap para murid di sekolahnya. Akibat perlakukan kasar tersebut, seorang siswa mengalami luka berdarah di kaki dan memar di lengan, akibat pukulan bambu dan palu.
Zeni (12), siswa kelas enam, SD Negeri Waringinjaya, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Banten harus mengalami trauma yang mendalam. Sebelumnya, Zeni mendapatkan perlakuan kasar dari kepala sekolah tempatnya menimba ilmu.
Hanya gara-gara tidak kelihatan saat bersih-bersih ruangan kelas, Zeni musti mengalami siksaan berupa pemukulan di bagian kaki. Akibatnya, kaki bocah malang tersebut terluka dan berdarah. Tak hanya itu, lengan Zeni juga pernah dipukul dengan palu hingga mengalami luka memar.
“Awalnya bebersih, terus saya lari, disangkanya kabur. Terus saya langsung dipukul sama kepala sekolah. Saya langsung nangis dan pulang ke rumah,” kata Zeni, siswa korban pemukulan oleh kepala sekolah, saat ditemui di rumahnya, Jumat (9/2/2018) siang tadi.
Perlakuan kasar tersebut dilakukan tanpa ada pemberitahuan atau peringatan terlebih dahulu. Kepala sekolah tempat Zeni bersekolah memang dikenal tempramen dan sering berlaku kasar. Bahkan hanya karena perkara sepele, dengan membabi buta, kepala sekolah itu suka memukul para murid bahkan hingga membuat murid terluka.
Aksi sang kepala sekolah, bernama Toto tersebut, membuat para murid sekolah itu menjadi takut untuk pergi ke sekolah. Beberapa orang tua bahkan terpaksa mengikuti anaknya ke sekolah. Pasalnya, mereka khawatir anaknya mendapat siksaan sang kepala sekolah.
Dewi, salah seorang murid di SD Negeri Waringinjaya mengatakan, kepala sekolahnya memang sering berbuat kasar kepada murid-murid. Dia bahkan mengaku sampai takut pergi ke sekolah, dan meminta sang ibu untuk menemaninya ke sekolah. “Saya sering takut ke sekolah. Takut kalau sampai dipukul sama Pak Toto. Dia sering memukul murid. Ini saya ditemani ibu,” kata Dewi.
Titin, orang tua Zeni pun mengaku khawatir dengan perilaku tempramen dari oknum kepala sekolah itu. “Anak saya sudah dua kali dipukul. Yang pertama dipukul pakai palu tangannya yang kedua dipukul pakai bambu. Yang pertama saya tidak melapor. Tapi kali kedua ini saya akan melaporkan masalah ini ke polisi,” ucapnya.
Guna pengusutan lebih lanjut, kasus ini kini sudah dilaporkan ke pihak Polsek Cigeulis. Namun sang kepala sekolah justru memilih kabur. Sudah dua hari ini, Toto tidak berada di sekolah.
Para orang tua dan pihak guru meminta agar kepala sekolah tersebut segera dipindahkan atau dimutasi. Mereka khawatir sikap tempramental sang kepala sekolah tersebut akan berdampak citra buruk pada dunia pendidikan.
Editor : Himas Puspito Putra
Artikel Terkait