PALU, iNews.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Tengah menggelar Musyawarah Daerah (Musda) VIII. Salah satu harapan yang muncul dalam Musda MUI Sulteng adalah tidak munculnya kegiatan berbau Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender (LGBT) di Palu yang dilaksanakan oleh pihak manapun.
Ketua MUI Sulteng Habib Ali Al-Djufrie mengatakan, tidak ada manfaatnya bagi generasi muda di palu dan di daerah mana pun terhadap kegiatan berbau LGBT. "Kita tidak ingin kegiatan-kegiatan seperti itu diadakan lagi di Kota Palu," kata Habib Ali usai memberi sambutan di Musda ke VIII MUI Sulteng di Asrama Haji Transit Palu, Jumat (9 Februari 2018).
Dia meminta, MUI Sulteng terus berkomunikasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Palu dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng agar kegiatan berbau LGBT tidak digelar di kabupaten maupun kota di Sulteng. Dia juga berpesan kepada seluruh partai politik (parpol) tidak menjadikan kegiatan berbau LGBT sebagai komoditas politik demi kepentingan pemilihan kepala daerah (pilkada), pemilihan legislatif (pileg).
"Bisa saja kegiatan tersebut merupakan misi untuk menghancurkan akhlak," ucapnya.
Respons tegas Habib Ali itu dipicu soal kabar akan digelarnya pemilihan Miss Indonesia Queen 2018. Diketahui, New Roy Entertainment di Kota Palu sebagai penggagas acara akan melakukan pemilihan miss khusus waria.
Kegiatan pemilihan miss waria itu akan digelar 25 Februari 2018 di Hotel Santika Palu. Namun rencana tersebut mendapat penolakan dari warga, organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan dan mahasiswa.
Pemilihan miss waria dinilai sebagai sebuah kegiatan yang berpotensi merusak moral anak muda Kota Palu. Penolakan bertubi-tubi membuat kegiatan pemilihan miss waria dibatalkan.
Editor : Achmad Syukron Fadillah
Artikel Terkait