LOMBOK, iNews.id – Kepala Badan SAR Nasional, Muhammad Syaugi menyatakan, pihaknya hingga kini sudah mengevakuasi 820 orang dari tiga Gili (pulau-pulau kecil di sekitar Lombok). 660 orang merupakan warga negara asing (WNA), sementara sisanya wisatawan lokal.
Syaugi menyebut, warga asing justru sulit dievakuasi karena banyak dari mereka yang masih ingin berlibur. Selain itu, para wisatawan dari luar negeri ini menganggap gempa yang terjadi sebagai hal yang biasa. “Sampai tadi pagi, masih banyak yang bermain-main di air, di laut, dan mereka menganggap (gempa) ini hal yang biasa,” ucapnya, Selasa (7/8/2018).
Selain itu, banyak warga asing yang telah menyewa kapal sendiri dan memilih untuk menyeberang ke Bali, sehingga tidak diketahui oleh tim Basarnas. “Sementara ini, yang sudah kami evakuasi seperti yang sudah saya sampaikan tadi, ke Pelabuhan Bangsal, itu di Pulau Lombok, itu yang terdekat dari tempat Gili Trawangan maupun Gili Meno maupun Gili Air,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Syaugi, banyak juga turis asing yang memilih ke tempat lain dan menolak ke Pelabuhan Bangsal. Padahal, Pelabuhan Bangsal merupakan pelabuhan terdekat dari ketiga Gili tersebut.
“Jadi untuk penanganan korban setelah sampai di Pelabuhan Bangsal kami serahkan kepada BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) yang bertugas. Tugas kami adalah mencari, menolong, dan mengevakuasi korban-korban tersebut,” imbuhnya.
Menurut Syaugi, lombok utara merupakan wilayah yang paling rawan dan sulit karena hampir 70% bangunan di sana rubuh akibat gempa. Hingga saat ini, pihaknya masih terus mencari korban yang diperkirakan masih tertimbun di reruntuhan bangunan.
“Di samping itu pagi ini juga diterbangkan helikopter untuk searching (mencari) ke daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh tim Basarnas,” ucap Syaugi.
Basarnas berpesan agar masyarakat sekitar lebih aktif memberikan laporan jika mengetahui masih ada korban yang tertimbun. Meskipun demikian, Basarnas mengimbau jika masyarakat ingin membantu proses evakuasi, agar tetap didampingi pihak ahli. Hal ini untuk menghindari jatuhnya korban lain dan tentunya mempermudah proses evakuasi.
Editor : Himas Puspito Putra
Artikel Terkait