Warga di Kalimantan Tengah harus menggunakan masker saat beraktivitas keluar rumah akibat kabut asap. (Foto: iNews.id)

PONTIANAK, iNews.idKabut asap pekat yang menyelimuti sebagian besar kota dan kabupaten di Kalimantan Barat akibat kebakaran lahan semakin mengkhawatirkan.

Tak hanya mengganggu aktivitas warga dan siswa, kabut asap tersebut juga bisa memicu gangguan kesehatan masyarakat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mempawah, Kalimantan Barat menyatakan kualitas Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Pontianak dan Kabupaten Mempawah masuk kategori berbahaya.

"Saat ini kualitas udara di Kabupaten Mempawah, Kota Pontianak, dan Kabupaten Kubu Raya masuk dalam kategori berbahaya bagi kesehatan," kata Kepala BMKG Mempawah Wandayantolis di Mempawah, Senin (20/8/2018).

Dia menjelaskan kabut asap serta kualitas udara yang tidak sehat tentu mengancam kesehatan manusia. Selain itu, katanya, mengakibatkan gangguan tansportasi sehingga rawan kecelakaan karena terjadi penurunan jarak pandang.


Berdasarkan data BMKG pada Senin ini, kondisi kualitas udara di tempat itu pada pukul 09.00 WIB menunjukkan konsentrasi Particulate Matter (PM10) yang dianalisis berdasarkan pantauan alat kualitas udara di Stasiun Klimatologi Mempawah sebagai tertinggi, 356.93 pm/m3.

"Grafik pada konsentrasi Particular Matter itu jelas sudah menunjukkan kualitas udara masuk dalam kategori berbahaya," ungkapnya.

Pengamatan visibility maksimum, dikatakan tercatat kurang dari 100 m. Hal tersebut merupakan dampak lanjutan fase kering di Kalbar karena curah hujan yang di bawah normal sejak Juli 2018. "Fase kering ini diikuti oleh kemunculan hotspot yang memicu kejadian kebakaran hutan dan lahan yang memproduksi asap," katanya.

Secara umum, curah hujan masih akan rendah hingga awal September. BMKG Stasiun Klimatologi Mempawah, Kalbar memprakirakan tren hujan baru akan naik pada pertengahan hingga akhir September 2018.

"Mengingat prakiraan curah hujan yang masih rendah atau di bawah normal akan semakin meningkatkan potensi kemunculan asap yang dihasilkan oleh kebakaran hutan dan lahan. Asap tersebut akan semakin menurunkan kualitas udara hingga level sangat tidak sehat," ujar Wandayantolis.

Dia mengatakan kualitas udara yang tidak sehat dapat mengganggu kesehatan, terutama pernapasan. "Maka masyarakat diimbau mengurangi aktivitas di luar ruangan, kalaupun harus keluar, maka perlu menggunakan masker dan minum air putih yang cukup agar terhindar dari gangguan kesehatan," katanya.

Kabut asap telah memaksa Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak meliburkan kegiatan belajar mengajar di seluruh sekolah dari tingkat PAUD, TK, dan SD mulai Senin (20/8/2018) hingga 26 Agustus 2018.

Wali Kota Pontianak, Sutarmidji menginstruksikan kepada sekolah-sekolah yang ada di Kota Pontianak, agar meliburkan aktivitas belajar dan mengajar, karena semakin buruknya kualitas udara di Pontianak, dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tersebut.

Sementara itu, tim gabungan Pemkot Pontianak terus berusaha memadamkan api yang membakar kawasan lahan gambut. Hingga Senin siang, jumlah titik panas di Kalimantan Barat terpantau sebanyak 331 titik. Jumlah tersebut sedikit menurun dibanding jumlah titik api pada 16 Agustus 2018 yang mencapai 1.061 hotspot.


Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network