LOLAK, iNews.id – Jumlah korban tewas yang terjebak longsor dan reruntuhan di areal Penambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara (Sulut), terus bertambah.
Hingga Rabu (27/2/2019) pukul 14.30 Wita, petugas gabungan telah mengevakuasi 17 korban. Dari jumlah tersebut, 14 penambang selamat dan tiga orang tewas.
“Hingga pukul 14.30 WITA, dampak longsor penambangan emas tanpa ijin di Bolaang Mongondow, Sulut, 17 korban berhasil dievakuasi di mana 3 orang meninggal dan 14 orang selamat,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya.
Menurut Sutopo, proses evakuasi terus dilakukan tim SAR gabungan. Sebab, diperkirakan 43 orang masih tertimbun longsor. “Petugas masih terus berupaya mengevakuasi para korban yang masih terjebak longsoran tebing,” ucapnya.
Kasi Tanggap Darurat BPBD Bolmong Abdul Muin Paputungan mengatakan, proses evakuasi dilakukan dengan cara manual untuk menghindari terjadinya longsoran baru yang bisa memicu akses masuk tertutup. Hal itu lantaran lokasi tambang rawan longsor susulan dengan kontur tanah yang bebatuan.
Alat berat belum bisa diupayakan melihat dari lokasi longsoran merupakan tebing vertikal sehingga untuk mencapai lokasi harus ekstra hati-hati.
“Prioritaskan kami untuk menyelamatkan korban. Sebab jika di dalam masih ada korban hidup kemudian menggunakan alat berat, akan beresiko bagi mereka,” katanya.
Meski medan yang cukup berat, namun tim penyelamat gabungan dari TRC BPBD Bolmong, Basarnas, Pos SAR Kotamobagu, Polres Kotamobagu, Polsek Lolayan, Koramil Lolayan, PMI, Rescue JRBM serta masyarakat dan penambang yang ada di lokasi, terus berusaha menyelamatkan korban yang masih tertimbun.
Diketahui, areal PETI atau tambang rakyat atau tambang illegal di Desa Bakan Kecamatan, Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara (Sulut), longsor setelah tiang penyangganya ambruk, Selasa (26/2/2019) pukul 20.30 Wita.
Saat kejadian, puluhan orang ditengarai berada di dalam lubang tambang emas tersebut. Musibah ini diduga akibat kondisi tanah labil dan banyaknya lubang galian tambang.
Diperkirakan, sedikitnya ada 60-an orang tertimbun material longsoran tanah dan bebatuan di lokasi areal tambang rakyat tersebut.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait