Warga saat mengevakuasi korban serangan harimau sumatra di Riau. (Foto: Istimewa)

PEKANBARU, iNews.id - Konflik harimau dengan manusia meningkat dalam kurun tiga bulan terakhir di Bumi Lancang Kuning, Riau. Setidaknya terjadi tiga serangan sejak Juni hingga Agustis yang mengakibatkan dua warga tewas.

Teranyar serangan terhadap remaja bernama Malta Akfarel (16) di Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Minggu (29/8/2021). Korban warga asal Nias, Sumatra Utara ditemukan tewas mengenaskan dengan beberapa anggota tubuh hilang.

Bila dirunut dalam tiga bulan terakhir, di lokasi sama terjadi penyerangan pada 10 Juli 2021 sekitar 20 kilometer dari Kantor Desa Teluk Lanus. Korbannya Azmi (30) warga asal Kabupaten Pelalawan, Riau. Namun beruntung dia masih bisa selamat saat temannya ikut membantu mengusir harimau meski mengalami luka cukup parah akibat digigit dan dicakar harimau 'Si Datuk'.

"Sudah beberapa kali warga melihat harimau di sana termasuk Satgas Karhulta (Kebakaran hutan dan lahan) saat memadamkan api. Kami sudah beberapa kali mengimbau agar warga waspada, jangan keluar rumah sendirian," kata Kapolres Siak AKBP Gunar Rahadiyanto, Senin (30/8/2021).

Kemudian serangan harimau di daerah Hutan Produksi (HP) yang dibebani izin konsesi HTI (Hutan Tanaman Industri) PT Suntara Gajapati, suplier kayu perusahaan PT APP (Asia Pulp and Paper) di Kecamatan Sei Sembilan, Kota Dumai.

Korban Sumino yang merupakan pekerja sawit ditemukan tewas pada 29 Juni 2021.

Sebelumnya dia pamit pada 27 Juni kepada teman satu kerjanya untuk pulang ke rumah. Saat dalam perjalanan itulah dia diserang harimau. 

Saat ditemukan tim gabungan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, polisi, TNI dan warga, jasad korban sudah tidak utuh. Diperkirakan Samino diserang lebih dari satu ekor harimau. Karena petugas menemukan banyak jejak kaki harimau dengan ukuran yang berbeda.

Konflik harimau dengan manusia di Riau sudah sering terjadi. Sudah banyak harimau dan manusia yang mati akibat konflik berkepanjangan.

Penyebabnya karena habitat harimau Sumatra di Riau rusak akibat disulap menjadi perkebunan sawit perorangan maupun perusahaan. Selain itu, perusahaan yang bergerak dalam bidang Hutan Tanaman Industri (HTI) juga ambil bagian dalam pengambil alihan rumah harimau. Karena beberapa kali konflik terjadi di areal perusahaan HTI.


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network