JAKARTA, iNews.id - Rasulullah SAW menganjurkan umat-Nya untuk melaksanakan salat sunah dua rakaat sebelum salat subuh. Keutamaan salat sunah ini, sebagaimana pesan Rasulullah SAW lebih baik dari pada jagad seisinya.
“Rak’atal fajri khoirun minaddunia wamaa fiiha”. Artinya, dua rokaat salat fajar lebih baik dari dunia dan seisinya.
Banyak sekali istilah yang digunakan untuk menunjukan dua rakaat sebelum subuh. Dari redaksi hadits tersebut sebagian ulama mengatakannya salat sunah fajar.
Adapula yang menamainya sebagai salat sunah subuh karena dikerjakan sebelum salat subuh. Sebagian ulama lainnya mengatakan salat sunah barad karena dilaksanakan ketika hari masih dingin. Ada pula yang menamakan salat ghadat yaitu salat sunnah yang dilakukan pagi-pagi sekali.
Syaikh Nawawi al Bantani dalam kitabnya Nihayatuz Zain menyebutkan ada tiga macam niat salat dua rakaat subuh ini.
Pertama, ushalli sunnatal fajri rok’ataini ad’an lillahi ta’ala. Kedua, ushalli sunnatal barod rak’ataini ada’an lillahi ta’ala. Ketiga yang lengkap adalah: Ushalli sunnatas subhi rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillahi ta’ala.
Salat sunah ini dianjurkan untuk tidak dilakukan berlama-lama karena statusnya hanya salat sunah sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW.
Setelah membaca Al Fatikhah, surat yang dianjurkan dibaca yakni surat Al Kaafirun di rakaat pertama dan Al Ikhlas pada rakaat kedua.
Boleh juga membaca surat Al Insyirah (Alam Nasyrah) pada rakaat pertama setelah membaca Al Fatikhah dan surat Al Fiil pada rakaat kedua.
Setelah melaksanakan salat sunah ini, sambil menunggu masuknya waktu subuh dianjurkan untuk berzikir. Bacaan zikirnya yakni, Ya Hayyu ya Qayyum Laa Ilaaha Illa Anta sebanyak 40 kali. Surat Al Ikhlas (11 kali), surat Al Falaq (1 kali), surat An Naas (1).
Selain itu, baca Subhanallah wa bihamdihi, subhanallahil ‘adhim, astaghriullah (100 kali).
Semoga kita bisa mengamalkan salat sunah tersebut agar memperoleh kebaikan dunia dan akhirat.
Wallahu a’lam bissawab.
Sumber: islam.nu.or.id (Dua rakaat sebelum subuh mengalahkan dunai seisinya)
Editor : Kastolani Marzuki