JAKARTA, iNews.id - International Interfaith Dialogue melakukan peletakan batu pertama pembangunan Monumen Toleransi di Desa Wayame, Ambon, Maluku. Pembangunan monumen tersebut guna menunjukkan bahwa Wayame merupakan laboratorium perdamaian.
Ketua Umum PP GMKI, Sahat Martin Philip Sinurat, mengatakan, pembangunan monumen dilakukan sebagai bentuk semangat dari peserta International Interfaith Dialogue untuk membahas dan merumuskan strategi dalam menyelesaikan konflik intoleransi.
"Kami melihat kota Ambon bukanlah kota konflik, melainkan kota perdamaian karena semua masyarakat telah sepakat mereka adalah basudara," kata Sahat dalam keterangan tertulis yang diterima iNews.id di Jakarta, Senin (20/11/2017).
Dia juga menyampaikan GMKI ingin monumen ini tidak hanya menjadi monumen yang bisu melainkan dapat menyuarakan pesan-pesan perdamaian ke seantero negeri, bangsa, bahkan dunia. "Kami mengucapkan terimakasih kepada walikota dan wakil walikota Ambon yang mendukung pembangunan Monumen Toleransi ini. Kami berharap desa ini akan menjadi tempat belajar, tidak hanya bagi masyarakat Maluku, tapi juga Indonesia, bahkan dunia," ujar Sahat.
Sahat menyampaikan, masyarakat dunia perlu melihat masyarakat Wayame bisa menjadi contoh dalam menghadapi konflik secara cepat dan menjadikan Kota Ambon sebagai laboratorium perdamaian. "Nilai-nilai toleransi dan perdamaian harus abadi, tidak digerus oleh waktu. Kita ingin Monumen Perdamaian dan Toleransi ini dapat abadi menyampaikan pesan-pesan perdamaian tentang pentingnya menjaga keharmonisan hidup berbangsa dan bernegara," ujar Sahat.
Editor : Masirom Masirom
Artikel Terkait