PANDEGLANG, iNews.id - Bupati Pandeglang, Irna Narulita, mengaku kecolongan atas insiden penyerangan Menko Polhukam Wiranto di alun-alun Menes, Kamis (10/10/2019) kemarin. Dia berencana mengumpulkan camat dan kepala desa untuk meningkatkan deteksi dini.
Menurut Irna, camat dan kepala desa perlu memberikan pemahaman dan edukasi ke warganya, khususnya bila ada pendatang baru. Supaya masyarakat lebih cekatan, dan wilayah mereka terhindar dari paham radikalisme.
"Kami adakan edukasi dan silaturahmi dengan ibu-ibu muda, majelis taklim, pesantren, anak-anak sekolah di setiap apel Senin. Kami akan terus melakukan yang terbaik agar tidak terulang kembali," kata Irna kepada wartawan di Kabupaten Pandeglang, Banten, Jumat (11/10/2019).
Terkait kedatangan Wiranto ke Kabupaten Pandeglang, kata dia, sebagai undangan dari pihak kampus. Bukan undangan resmi dari Pemerintah Kabupaten Pandeglang atau Pemerintah Provinsi Banten.
Menurut dia, bila pihak pemerintah daerah (pemda) sebagai pihak penyelenggara acara, pastinya pengawalan akan lebih terkoordinasi. Karena yang terlibat sampai ke tingkat masyarakat desa setempat.
"Pasti ada rapat berkali-kali, apalagi dihadiri para menteri. Kami pun tidak terlibat langsung," ujar dia.
Namun dia menilai, pengamanan terhadap Menko Wiranto sendiri sebetulnya sudah cukup baik. Hanya saja, pihak pemda bersama jajarannya kecolongan atas aksi terduga pelaku teror tersebut.
Irna mengaku, perbuatan pelaku penusukan sangat merugikan pemerintahannya. Apalagi Kabupaten Serang ini masih memerlukan bantuan untuk program percepatan pembangunan.
"Dampak insiden tersebut bisa menurunkan minat para investor," katanya.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait