BIREUEN, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan kenangannya pernah tinggal di Aceh tepatnya di Lhokseumawe dan Bener Meriah, 30 tahun silam. Kenangan itu diungkapkan Jokowi saat melakukan kunjungan kerja ke Aceh untuk menghadiri acara Kenduri Kebangsaan yang digelar Forum Bersama (Forbes) anggota DPR/MPR dan DPD asal Aceh bekerja sama dengan Yayasan Sukma Bangsa di Kabupaten Bireuen, Aceh, Sabtu (22/2/2020).
“Antara 1986 sampai 1988, saya tinggal di Aceh yakni di Lhokseumawe dan di Bener Meriah. Jadi saya tahu, daerah ini memiliki potensi besar dan merupakan daerah modal. Selain karena alasan historis perjuangan kemerdekaan Indonesia, juga karena kaya akan sumber daya alam serta sumber daya manusianya," tutur Jokowi.
Karena itu, dirinya mengajak masyarakat Aceh untuk bersama membangun Aceh, juga Indonesia. "Kita tentu masih ingat tarian yang dipentaskan pada pembukaan Asean Games 2018 lalu, tarian Ratoh Jaroe dari Aceh yang membuat seluruh negara kontingen berdecak kagum dan memberikan apresiasi. Tarian yang sangat dinamis dabn menggambarkan budaya Aceh. dinamis, toleran, keislaman dan kemaritiman," katanya.
Jokowi juga mengajak rakyat Aceh untuk bersatu, mulai dari masyarakatnya, pemda, pemprov hingga pemerintah pusat untuk menyelesaikan persoalan yang ada di bumi Aceh. "Kalau ada persoalan kecil, jangan dibesar-besarkan. Kalau ada persoalan yang bisa diselesiakan, ayo selesaikan," katanya.
Jokowi mengaku sangat menghargai acara Kenduri Kebangsaan tersebut. "Dulu waktu saya disini, sering diundang untuk (menghadiri) kawinan ada kendurinya. Kenduri kalau disini kanuri ya? Kanuri mekawen, kanuri syukuran, jadi saya masih ingat. Gak tahu nanti saya diajak kenduri atau nggak," katanya.
Ketua Pembina Yayasan Sukma Bangsa Surya Paloh mengatakan, Jokowi bukan orang asing di bumi Aceh karena pernah makan dan tinggal di bumi Aceh sehingga mengerti budaya Aceh. "Bapak punya hati yang murbi. Biarkanlah kalau ada salah pemahaman, salah pengertian sedikit. Ini momen kita tunjukkan bukan Jokowi sembarang Jokowi, tapi Jokowi milik Aceh dan Indonesia," kata politikus dan pengusaha asal Aceh ini.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait