LAMPUNG UTARA, iNews.id - Sebagian guru di Lampung Utara (Lampura) mengeluh karena gaji ke-13 yang mereka terima dipotong Bank Lampung. Pemotongan dilakukan bagi mereka yang memiliki pinjaman di bank milik pemerintah daerah tersebut.
Menurut para guru, sesuai aturan dari pemerintah pusat, mereka Aparatur Sipil Negara (ASN) menerima gaji ke-13 utuh tanpa ada potongan.
"Pinjaman kita kan berdasarkan kesepakatan antara bank dan yang melakukan pinjaman sesuai kontrak yang disepakati. Misalnya pinjaman selama 14 bulan gaji. Namun, aturan yang diterapkan oleh pemerintah pusat semestinya gaji ke-13 dan 14 bagi PNS dan guru tidak dilakukan pemotongan," ujar seorang guru yang enggan disebutkan namanya, Kamis (3/9/2020).
Guru perempuan ini mengatakan, dirinya memang memiliki pinjaman di Bank Lampung. Namun, bank seharusnya tidak melakukan pemotongan gajinya ke-13 maupun ke-14 untuk pembayaran pinjaman.
"Selain itu, semestinya ada konfirmasi jika ada pemotongan dari pinjaman kami itu. Ini tidak ada konfirmasi sama sekali dari bank," ujarnya.
Sementara itu, Bendahara Dinas Pendidikan Lampura Dahlan mengatakan, nominal gaji ke-13 yang diterima guru sesuai dengan rekap gaji yang diterima. Jumlah itulah yang kemudian dikirim kepada masing-masing penerima. Selanjutnya, kewenangan ada di Bank Lampung.
“Kami sudah koordinasi dengan Bank Lampung jika rekap yang dikirim merupakan gaji ke-13,” kata Dahlan.
Terpisah, Kepala Bank Lampung Cabang Kotabumi Sarkawi ketika dikonfirmasi tak membantah adanya pemotongan gaji ke-13 tersebut. Pemotongan itu dilakukan untuk gaji pegawai yang memiliki pinjaman. Bank memiliki kuasa mendebit rekening debitur setiap tanggal 1 tiap bulannya.
"Jadi ketika ada dana masuk, maka langsung dipotong secara otomatis. Secara kebetulan dana yang masuk ke debitur di awal bulan September ini merupakan gaji-13. Antara gaji rutin dan gaji ke-13, lebih dahulu masuk yang gaji ke-13,” katanya.
Meski demikian, ketika gaji rutin bulan September masuk ke rekening pegawai yang menjadi debitur, bank tidak lagi melakukan pemotongan.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait