Sejumlah bangunan rusak akibat gempa bumi di wilayah Lombok, Bali dan Sumbawa. (Foto: Ist).

LOMBOK, iNews.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadi gempa dengan kekuatan 6,4 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Lombok, Bali dan Sumbawa pada Minggu (29/7/2018) sekira pukul 05.47 WIB. Hingga pukul 8.09 gempa susulan terus berlangsung sebanyak 43 kali.

Hasil monitoring BMKG menunjukkan gempa bumi susulan (aftershock) yang paling kuat 5,7 SR. Pusat gempa di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan kedalaman 24 km.

“Gempa terjadi akibat akivitas sesar naik Flores. Gempa tidak berpotensi tsunami,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan resminya, Minggu (29/7/2018).

Menurutnya, gempa dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa Besar, Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja, Gianyar dan beberapa wilayah di Bali.

Dia mengatakan, masyarakat di Lombok Timur dan Kota Mataram juga merasakan gempa dengan guncangan keras selama 10 detik. Warga juga panik dan berhamburan keluar rumah.

“Masyarakat berlindung di jalan, lapangan dan tanah kosong untuk menghindari bangunan roboh. Beberapa kali gempa susulan dirasakan cukup keras hingga lemah,” katanya.

Masyarakat dan wisatawan di Bali juga merasakan gempa dengan guncangan sedang hingga keras. Banyak warga dan wisatawan yang segera keluar rumah dan bangunan untuk mengantisipasi dampak gempa.

BNPB terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB), BPBD Bali dan BPBD kabupaten/kota terdampak gempa. Menurut Sutopo, tercatat beberapa bangunan roboh di Kecamatan Sambelia dan Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur, dan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Kemudian tiga orang meninggal dunia, 12 orang luka dan puluhan rumah serta bangunan rusak akibat gempa tersebut.

“satu orang meninggal dunia dan 7 orang luka di Kecamatan Sembalun. Satu orang meninggal dunia di Kecamatan Sambelia kemudian satu orang meninggal dunia serta 5 orang luka berat di Kecamatan Bayan Elen,” ujarnya.

BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, PMI, Tagana, relawan dan lainnya masih melakukan penanganan darurat. Untuk sementara pendakian Gunung Rinjani ditutup karena ada indikasi longsor berupa debu disekitar gunung. “Fokus utama saat ini adalah evakuasi, pertolongan dan penyelamatan korban,” kata Sutopo


Editor : Muhammad Saiful Hadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network