MATARAM, iNews.id – Pascagempa beruntun sejak Minggu (19/8/2018) kemarin, warga kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus dilanda kecemasan akan gempa bumi susulan yang sewaktu-waktu bisa kembali terjadi di daerah itu.
Seperti yang dirasakan Fitriati (36), warga Lingkungan Karang Buaya, Kelurahan Pagutan Timur, Kota Mataram. Dia mengaku trauma setelah berturut-turut di guncang gempa. Bahkan, dirinya takut untuk masuk ke dalam rumah. "Jangankan mau berlama-lama di dalam rumah, mau buang air kecil saja takutnya minta ampun," ujarnya, Senin (20/8/2018).
Fitriati menuturkan, sejak gempa bumi melanda NTB, khususnya Pulau Lombok, ia dan keluarga selalu diliputi rasa was-was dan cemas. Terutama, saat malam hari. Terlebih lagi, jika mengingat gempa 6,9 Skala Richter (SR) yang berpusat di Kabupaten Lombok Timur pada Minggu (19/8/2018) malam. "Astagfirullahalazim, kalau mengingat kejadian semalam. Terasa jantung mau copot," katanya.
Meski demikian, guru SMK di salah satu sekolah di Gerung, Kabupaten Lombok Barat ini, mengaku tawakal dengan segala cobaan tersebut. Karena, bagaimanapun semua itu ujian dari Allah SWT. "Kami sekeluarga hanya berserah diri kepada Allah SWT, semoga ini segera berlalu aja," ujar ibu dua anak ini.
H Bahrun (65), warga Lingkungan Suradadi, Kelurahan Karang Baru, Kota Mataram juga mengatakan sampai saat ini terus dilanda kecemasan dan rasa trauma akibat gempa. Terlebih lagi gempa yang mengguncang Pulau Lombok dan sekitar itu masih terus hingga ratusan kali dan belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. "Masya Allah, nggak pernah terbayang sebelumnya akan seperti ini," ucapnya.
Bahrun mengaku hanya bisa berdoa agar peristiwa gempa bumi yang menelan banyak korban jiwa itu segera berakhir. Sehingga, kehidupan masyarakat bisa kembali normal dan tidak diliputi rasa was-was lagi. "Kami menginginkan semua ini berakhirlah. Jangan ada lagi-gempa-gempa susulan," kata Bahrun saat berada di tenda pengungsian.
Editor : Himas Puspito Putra
Artikel Terkait