JAKARTA, iNews.id - Gempa bumi magnitudo mengguncang Bayah, Banten pada Jumat (4/2/2022) sore. Gempa tersebut tak berkaitan dengan erupsi Gunung Anak Krakatau yang terjadi beberapa hari terakhir.
"Tidak ada kaitannya. Bukan karena aktivitas gunung api atau sebaliknya," kata Sub Koordinator Mitigasi Gunung Api wilayah Barat Badan Geologi Nia Haerani, Jumat (4/2/2022).
Menurut Nia, gempa yang terjadi di Banten adalah aktivitas tektonik akibat proses pergerakan lempeng dan lokasinya jauh dari gunung api. Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi batuan pada kerak samudra Lempeng Indo-Australia.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser turun (oblique normal).
Sedangkan aktivitas di Gunung Anak Krakatau mengindikasikan bahwa erupsi yang terjadi merupakan tipe magmatik. Ini sejalan dengan kegempaan vulkanik yang terekam di gunung itu, ditandai dengan terekamnya gempa-gempa vulkanik dan gempa permukaan yang mengindikasikan adanya intrusi magma dari bawah ke permukaan secara bertahap.
Nia melanjutkan, peningkatan intrusi magmatik kemungkinan mulai terjadi sejak 20 Desember 2021, yang diindikasikan dengan terekamnya gempa Vulkanik Dalam dan Vulkanik Dangkal dalam jumlah yang cukup signifikan.
Hal ini seiring dengan energi aktivitas vulkanik yang dicerminkan dari nilai RSAM (real-time seismic amplitude measurement) serta pola ungkitan dari pengukuran tiltmeter, yang menunjukkan pola fluktuasi dengan kecenderungan relatif meningkat pada periode Januari- Februari 2022.
Ini disebabkan perubahan tekanan di permukaan yang berasosiasi dengan pergerakan fluida magma ke permukaan.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait