PANGKALPINANG, iNews.id - Perekonomian Provinsi Bangka Belitung (Babel) mengalami kontraksi sebesar 4,98 persen pada triwulan II. Meskipun masih berada di atas rata-rata nasional, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel menyiapkan strategi agar ekonomi bisa tumbuh pada triwulan III.
Gubernur Babel Erzaldi Rosman mengatakan, secara nasional pertumbuhan ekonomi pada triwulan II menyentuh angka di atas minus 5 persen. Kondisi tersebut berpengaruh pada kondisi ekonomi di Babel dan di semua sektor. Pemberlakuan kebijakan percepatan penanggulangan Covid-19 menyebabkan terhambatnya pasokan, permintaan, dan produksi.
“Kita harus bisa keluar dari keterpurukan ekonomi saat ini. Di sini perlu kita analisis sektor yang perlu kita kuatkan untuk memicu pertumbuhan ekonomi Babel ke level positif. Jadi perlu sinergi yang kuat,” ujar Erzaldi, Rabu (9/9/2020).
Untuk itu, Erzaldi meminta agar ada sinergisitas dalam pengumpulan data akurat untuk menentukan serangkaian kebijakan pemulihan ekonomi di Babel. Data tersebut penting untuk memperoleh gambaran mengenai persoalan ekonomi sekaligus bisa memberi solusi dalam menentukan kebijakan yang akan dilakukan.
"Dari data diharapkan Babel dapat fokus ke sektor tertentu dan melakukan percepatan pemulihan dengan merumuskan kebijakan yang akan kita ambil. Kita bisa melakukan kajian bersama untuk memperoleh data yang spesifik," katanya.
Dia menegaskan, kebijakan ke depan harus berdasarkan data. Untuk menangani ekonomi yang mengalami kontraksi saat ini, data menjadi kuncinya. "Pasalnya saat ini banyak data ekspor komoditas asal Babel tidak tercatat. Bila dibiarkan terus-menerus, ini akan merugikan Bangka Belitung,” ujarnya.
Sementara Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Babel, Tantan Heroika mengatakan pertumbuhan ekonomi Babel pada triwulan II memang masih berada di atas rata-rata nasional. Laju pertumbuhan ekonomi Babel pada triwulan II mengalami kontraksi sebesar 4,98 persen, setelah pada triwulan I masih dapat tumbuh sebesar 1,35 persen.
“Memang masih berada di atas rata-rata nasional. Namun, kita berharap pada triwulan III dapat tumbuh, mengingat sudah ada pergerakan masyarakat karena itu merupakan salah satu cara untuk memulihkan ekonomi di Babel,” katanya.
Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu diterapkan untuk memulihkan perekonomian Babel. Apalagi saat ini Babel menjadi provinsi terbaik kedua dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia. Hal ini bisa menjadi pemacu percepatan pertumbuhan ekonomi provinsi ini.
“Perlu diambil langkah-langkah terkait stimulus fiskal yang dibagikan ke berbagai sektor baik dari APBN maupun APBD," ujarnya.
Percepatan transformasi ekonomi digital juga harus didorong, khususnya bagi pelaku usaha menengah kecil mikro (UMKM) di Babel. Selain itu, bisa dilakukan melalui optimalisasi belanja pemerintah dalam penanganan Covid-19 dan penentuan penetapan sektor ekonomi prioritas.
"Begitu juga perlu dilakukan optimalisasi fungsi intermediasi perbankan dalam menyalurkan pembiayaan bagi pelaku usaha potensial,” ujarnya.
Menanggapi keinginan Gubernur Babel, Kepala BPS Provinsi Babel Dwi Retno mengatakan, lima kontributor terbesar PDRB pada triwulan II 2020 membangun 75 persen struktur perekonomian di Babel. Kelimanya yakni, sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.
“Pada triwulan II, sektor pertanian menjadi kontributor terbesar PDRB di Babel, kemudian industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan. Berdasarkan data tersebut dapat diambil data spesifik sehingga dapat ditentukan fokus kebijakan untuk memulihkan kondisi perekonomian di Babel,” katanya.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait