MINAHASA UTARA, iNews.id - Proses evakuasi korban selamat robohnya bangunan proyek jalan tol Manado-Bitung berlangsung menegangkan dan dramatis. Tim penyelamat mengalami kendala evakuasi lantaran sulit dan sempitnya medan di lokasi. Sebab, jalan masuk menuju lokasi melalui gorong-gorong sempit, berbelok dan berlumpur.
Seorang korban yang berhasil dievakuasi yakni Muktar, warga asal Kota Blitar, Jawa Timur. Tim penyelamat saling bekerja sama menggotongnya tubuh korban melalui gorong-gorong sempit dan dipenuhi lumpur setinggi pinggang orang dewasa. Korban yang berhasil dievakuasi langsung dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Lembean.
“Ayo jalan, zikir-zikir,” ucap seorang anggota tim penyelamat meminta Muktar untuk berzikir atas peristiwa yang baru dialaminya.
Sementara itu, Humas SAR Manado Feri Ariyanto menuturkan, proses menyelamatkan Muktar tidaklah mudah. Sebab kata dia, lokasi korban terjebak reruntuhan material bangunan sempit, posisi korban di bagian dalam gorong-gorong. "Tim kami ketika menyelamatkan terhambat di lokasi yang sempit,” kata Feri.
Kepala Kantor SAR Manado Mochamad Arifin menambahkan, setelah korban dievakuasi, mereka harus melewati kubangan berlumpur. Sementara di sisi lain. regu penyelamat yang terdiri atas tim SAR gabungan itu harus berburu dengan waktu. Sebab setelah lima jam, coran di sekitar lokasi reruntuhan akan mengeras.
"Jadi kami harus bergerak cepat mengeluarkan korban sebelum coran mengeras. Panjang coran yang memakan korban tersebut diperkirakan sekitar empat hingga lima meter,” ujarnya.
Diketahui, proyek jalan tol Manado-Bitung roboh yang memakan tiga korban tertimbun material coran masing-masing atas nama Sugeng dan Muktar dari Blitar, serta Dadi asal Bandung. Kecelakaan kerja itu terjadi di Desa Tumaluntung, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), sekira pukul 14.30 Wita Selasa, (17/4/2018). Hingga saat ini masih dua korban lagi yang masih dalam proses evakuasi.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait