PEKANBARU, iNews.id – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap seorang terduga teroris berinisial HS alias Abu Yusuf di Pujud, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. HS diamankan di rumahnya, Dusun V Bangun Jaya, Kepenghuluan Sungai Tapah, Kecamatan Pujud.
Kepala Polres Rokan Hilir AKBP Sigit Adiwuryanto mengatakan, operasi penggeledahan dan penangkapan itu dilakukan oleh Densus 88 Anti Teror berkoordinasi dengan jajaran Polres Rokan Hilir. Hingga saat ini, Densus 88 Antiteror masih melakukan penyelidikan.
“Kami hanya membantu proses penangkapan. Penyelidikan dilakukan Densus 88. Tim masih berada di lapangan dan melakukan pengembangan,” ujar Sigit kepada wartawan di Pekanbaru, Sabtu (19/5/2018).
Densus 88 Antiteror sebelumnya menangkap sejumlah terduga teroris di beberapa lokasi di Provinsi Riau, pascapenyerangan sejumlah terduga teroris di Mapolda Riau, Rabu (16/5/2018). Delapan terduga teroris diamankan di sejumlah titik di Kota Dumai, masing-masing berinisial HAR, NI, AS, SW, HD, YEP, DS, dan SY alias IJ. Mereka hingga kini masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Dumai.
Kabag Penum Divhumas Mabes Polri Kombes Syahardiantono memaparkan, dari kedelapan orang tersebut, polisi berhasil mengamankan beberapa barang bukti di antaranya satu buah senapan angin, kitab yang bertuliskan Fadhail Amal dan Kitab Al Hakam 1 buah, paku satu plastik, dan VCD berjudul Umar bin Khattab 1 keping. Kemudian KTP atas nama KM, dua pisau, satu gulungan tembaga, satu dompet dan beberapa buku tentang jihad dan ISIS.
Sebagian besar dari para terduga teroris yang diamankan tersebut masih memiliki hubungan darah dengan empat tersangka teroris yang tewas saat penyerangan terhadap Mapolda Riau. Mereka adalah Mursalim alias Pak Ngah (48), Adi Sufiyan (23), Suwardi (28), dan Pogang (24).
Jumat (18/5/2018), seorang terduga teroris berinisial A (25) juga diamankan di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam kunjungannya ke Mapolda Riau di Kota Pekanbaru, Kamis (17/5/2018) mengatakan, jajarannya terus mengembangkan pengungkapan kasus terorisme. Petugas masih mendalami jaringan terduga teroris yang melakukan penyerangan dan yang telah ditangkap. Namun jika melihat serangkaian aksi teror yang terjadi mulai dari Mako Brimob, ledakan bom di Surabaya, hingga serangan di Mapolda Riau, semua berasal dari jaringan yang sama, yakni Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait