Direktur RSUDZA Banda Aceh dr Azharuddin dalam Webinar Leader Talk iNews bertajuk Jurus Aceh Terhindar dari Covid-19, Kamis (2/7/2020). (Foto: iNews).

ACEH, iNews.id – Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh meniadakan jam besuk untuk pasien sepekan terakhir ini. Kebijakan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 terutama dari orang tanpa gejala (OTG).

Direktur RSUDZA Azharuddin menuturkan, langkah pencegahan benar-benar diefektifkan. Cara ini merupakan kunci untuk menghindari peningkatan eskalasi pasien terpapar Covid-19. Terlebih, kapasitas rumah sakit rujukan di Aceh terbatas.

“Khusus di RSUDZA dalam satu mnggu ini tidak ada jam besuk. Kami tidak menerima keluarga membesuk pasien alias diterapkan social/physical distancing,” kata Azharuddin dalam Webinar Leader Talks iNews bertajuk Jurus Aceh Terhindar dari Covid-19, Kamis (2/7/2020).

Azharuddin menerangkan, sebelumnya RSUDZA masih menerima dua atau tiga anggota keluarga datang. Namun sekarang tidak diperbolehkan lagi. Pasien yang dirawat, kata dia, sangat rentan terpapar, baik oleh OTG pembawa virus (carrier) maupun dari pasien positif.

Menurut dia, pencegahan pencegahan menjadi jurus paling ampuh untuk menghindari penyebaran Covid-19. Aceh sampai saat ini bisa meminimalkan jumlah pasien karena salah satunya pembatasan mobilitas penduduk di awal-awal pandemi sangat ketat.

Azharuddin menerangkan, fasilitas kesehatan di Aceh terbatas. Untuk itu, mengerem terjadinya kasus baru positif Covid-19 sangat penting.

Dari seluruh wilayah provinsi Aceh, hanya ada 13 rumah sakit yang menjadi rujukan dengan kapasitas 139 ruang isolasi. Dengan penduduk yang mencapai 5.300.000, bila terjadi peningkatan eskalasi Covid-19, hal itu dapat menjadi persoalan tersendiri karena dari sisi fasilitas kesehatan Aceh dianggap belum siap.

Terkait hal itu, Azharuddin meminta masyarakat berperan aktif membendung laju penularan. Masyarakat diminta menurunkan ego dengan patuh dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"Kalau masyarakat tidak mau berpartisipasi, new normal ini seperti air mengalir. Yang bisa kita lakukan adalah menurunkan ego masing-masing untuk mengikuti protokol kesehatan dengan benar. Bila tidak, tak akan terbendung. Ini yang harus terus disosialisasikan," ucapnya.

Webinar Leader Talk iNews menghadirkan narasumber Ketua IDI Aceh Safrizal Rahman, Wakil Wali Kota Sabang Suradji Junus dan Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh Yusny Saby. Webinar disiarkan langsung melalui akun Youtube Official iNews dan iNews Portal serta portal berita iNews.id.

Yusny juga menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat untuk mencegah agar kasus positif Covid-19 di Aceh tidak terus bertambah. Dia pun meminta para tokoh masyarakat, adat, maupun agama gencar menyosialisasikan pentingnya protokol tersebut.

“Kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) tidak ada artinya jika masyarakat tidak sadar,” ucapnya.


Editor : Zen Teguh

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network