JAKARTA, iNews.id – Calon wakil gubernur Sulawesi Tenggara (cawagub Sultra) Hugua menjadikan kasus hukum yang menimpa pasangannya sebagai pelajaran. Menurut dia, setiap orang memiliki kelalaian dalam hidupnya.
Calon gubernur (cagub) Sultra Asrun yang menjadi pasangan Hugua ditangkap Tim Satgas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Kendari. Asrun ditangkap bersama anaknya yang baru empat bulan dilantik menjadi Wali Kota Kendari, Adriatma Dwi Putra (ADP), 28. Adriatma merupakan penerus jabatan yang pernah diemban Asrun selama dua periode.
Meksi keduanya ditahan KPK akibat dugaan kasus suap senilai Rp2,8 miliar, Hugua tetap mengimbau agar partai politik (parpol) pendukung pasangan Asrun-Hugua tetap solid. Pasangan nomor urut dua ini diusung oleh PDI Perjuangan, Partai Amanat Nasional, Partai Hanura, Partai Gerindra, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Saya imbau partai pengusung, tim kerja, dan relawan pasangan Calon Gubernur Sultra Asrun-Hugua solid menyongsong perjuangan mewujudkan cita-cita menyejahterakan rakyat Sultra," kata Hugua di Jakarta, Sabtu (3/3/2018).
Pilgub Sultra diikuti tiga pasangan calon yakni pasangan urut satu Ali Mazi-Lukman Abunawas diusung Partai Nasdem dan partai Golkar dengan total 10 kursi di DPRD Sultra. Pasangan Asrun-Hugua diusung koalisi besar dengan total 26 kursi di DPRD Sultra. Sementara pasangan nomor urut tiga Rusda Mahmud-Sjafei Kahar, mengumpulkan 9 kursi DPRD Sultra. Pasangan ini diusung Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Ketua Tim Pemenangan pasangan Asrun-Hugua, Abdurahman Shaleh, mengajak parpol pengusung, tim pemenangan, dan relawan solid untuk memenangkan Pilgub Sultra 2018. "Kita semua harus yakini bahwa semangat Pak Asrun dan ADP yang saat ini menjalani proses hukum tetap bersama-sama rakyat Sultra," ujar Rahman Shaleh yang juga Ketua DPW PAN Sultra itu.
Editor : Azhar Azis
Artikel Terkait