KUPANG, iNews.id - Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah merenggut 13 nyawa, dan 1.028 orang dirawat. Kasus ini hanya butuh waktu satu bulan di 2019.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi NTT, Theresia Sarlin Ralo, menyebutkan ini adalah data terakhir per Senin (28/1/2019).
"Sudah 13 orang menderita DBD meninggal dunia," kata Theresia di Kantor Dinkes NTT, Kota Kupang.
Dia menyebutkan, untuk kejadian korban meninggal terbanyak di Kabupaten Manggarai Barat dengan jumlah tujuh orang. Sementara selebihnya berada di Manggarai dan Sumba Timur berjumlah masing-masing dua orang.
"Sedangkan di Kabupaten Ende serta Manggarai Timur berjumlah masing-masing satu orang," ujar dia.
Pemerintah Provinsi NTT, kata dia, melalui Dinkes menganggarkan dana bantuan sebesar Rp137 juta. Ini dimanfaatkan untuk penanganan DBD di 22 kabupaten/kota se-NTT.
Dia berharap, pemerintah daerah (pemda) dan masyarakat untuk bisa segera melakukan sejumlah aksi preventif. Upayanya dengan menguras dan mengubur barang-barang yang menjadi sarang jentik nyamuk berkembang.
"Harus ada gerakan bersama seluruh elemen masyarakat di daerah untuk melakukan itu," ujar dia.
Gerakan ini harus dilakukan secara bersama mengingat eskalasi penyebaran penyakit ini sudah sangat masif di seluruh daerah. Hal ini bisa dilihat dari perbandingan jumlah kasus sejak 2018 lalu.
Kasus DBD 2018 lalu berjumlah 1.333 dengan jumlah kematian 12 orang. Sementara 2019 ini baru di bulan Januari saja sudah 1.028 kasus dan korban meninggal mencapai 13 orang.
"Artinya ada eskalasi yang cukup masif," katanya.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait