MANADO, iNews.id – Sepenggal pengakuan yang menyayat hati tertuang dalam barisan kata-kata yang diunggah orang tua dari Berny Fellery Kunu (24), yang diduga menjadi korban penganiayaan hingga meninggal dunia oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. Curahan hati seorang ayah itu tertulis dalam postingan akun facebook pribadi miliknya, sekitar pukul 16:24 WITA, Jumat 30 Maret 2018.
Sebuah tulisan pengakuan iman yang luar biasa atas kejadian yang menimpa anggota keluarganya. Kesaksian atas pengorbanan hidup seorang pekerja muda penuh semangat, yang jenazahnya ditemukan terbujur kaku penuh luka tusukan benda tajam, dan terkubur dalam tanah di tepi sungai di Kampung Yabasorom, Distrik Pamek, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, Jumat 30 Maret 2018.
Berikut nukilan orang tua Berny Kunu, Kunu J Pieter, seperti yang tertuang dalam akun facebook pribadi miliknya;
"..Terlalu banyak yang bertanya. Maka walau terasa duka yang sangat dalam, saya ingin sampaikan untuk keluarga, teman-teman, kolega-kolega dan semua kenalan. Bahwa anak saya Berni, bekerja di Perusahan Penerbangan Gereja di Sentani Papua, di Bidang Kesehatan. Jadi tugasnya selain mendampingi dokter-dokter pemerintah di desa-desa. Dia dan teman-temannya juga membantu negara ini untuk melayani masyarakat dalam bidang kesehatan di wilayah-wilayah yang sukar didatangi dokter-dokter berbaju putih. Sebab untuk tiba di sana harus berjalan kaki beberapa hari.
Anakku Berni menyukai pekerjaan yang penuh tantangan seperti ini karena cintanya pada Tuhannya. Dia ceritakan kepada saya saat terakhir berkomunikasi, kalau pelayanannya benar-benar dilimpahi mujizat kasih karunia yang sangat banyak dan ajaib. Lalu saya ingatkan dia untuk hati-hati terhadap orang-orang jahat di pedalaman, karena hati ini terasa berat melepas dia pergi.
Tapi dia justru menenangkan saya dengan kata-kata penuh iman. Diselingi canda dan tawa karena dia ingin segera menikah agar pelayanannya di pedalaman Papua bisa lebih baik dengan pergi bersama istrinya nanti.
Kebiasaanya tiap pagi berolah raga, dia bawa sampai pedalaman Papua. Dengan rambut yang pendek badan tegap. Dipercaya untuk memegang radio satelit di pinggang untuk selalu berkomunikasi ke pusat pelayanan di kota. Bercelana banyak saku untuk diisi dengan obat-obatan dan peralatan medis, dan lain-lainnya.
Info yang kami terima. Diduga dia dicurigai sebagai anggota TNI (mungkin sbg mata-mata ???). Kemarin penyerangan terjadi oleh segerombol orang bersenjata (blum tahu siapa mereka sebenarnya) ke desa dimn Berni dan kawan-kawannya berada. Ternyata yang dicari hanyalah dia.
Berni anakku, besoknya dia ditemukan dalam sebuah kubur dangkal, tentu sudah tak bernyawa. Dia mati dengan senjata tajam tajam tampak menghujani tubuhnya dari pinggang ke bawah. Oh Tuhan dia mati disiksa kaaah??? Terlalu ngeri untuk membayangkannya. Tapi satu hal yang saya yakini, dia mati martir. Seorang Suhada, karena pelayanannya itu berdasarkan panggilan Tuhan baginya. Itu keyakinannya dan juga keyakinan saya.
Anakku, papi terlalu yakin kau mati dalam kemuliaan Tuhan nak. Papi bangga selamanya padamu. Papi akan ikuti jejakmu, mati dalam pelayanan untuk kemuliaan Tuhan. Sampai jumpa di Kota Yerusalem Baru.."
Diberitakan sebelumnya, Kematian Berny Fellery Kunu (24) terindikasi dilakukan Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua. Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli sudah mengonfirmasi peristiwa tersebut. "Para pelaku mengatakan bahwa mereka adalah anggota OPM serta mengobrak-abrik camp tempat mereka (petugas kesehatan) bermalam sebelum menuju sungai," kata Boy Rafli, Sabtu (31/3/2018).
Jenazah Berni Kunu saat ini telah tiba di rumah duka Manado dan rencananya akan dimakamkan di kampung halamannya, Sabtu (31/3) hari ini.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait