KENDARI, iNews.id – Orang tua mengamuk di SMP Negeri 9 Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) karena anaknya dianiaya sejumlah siswa di lingkungan sekolah. Mereka kecewa karena pihak sekolah tidak bisa mengawasi para siswa agar peristiwa itu tidak terjadi.
Orang tua siswa, Dwi Silo Raharto mengatakan, putranya berinisial F sudah dua kali mengalami penganiayaan di lingkungan sekolah. Namun, pihak sekolah tidak memberi tindakan tegas kepada para siswa yang menganiaya.
Dia menilai pengawasan yang dilakukan oleh pihak sekolah lemah sehingga anaknya menjadi korban penganiayaan oleh sekelompok siswa lain. Sebab, setelah dia mendatangi sekolah, pihak guru mengaku baru mengetahui ada tindakan penganiayaan di lingkungan sekolah. “Anak saya titip di sini untuk belajar,” ujar Dwi didampingi keluarganya, usai bertemu guru SMP Negeri 9 Kendari, Sabtu (28/7/2018).
Dwi meminta agar pihak sekolah dapat menyelesaikan kasus ini. Selain itu, dia akan membawa kasus penganiayaan di lingkungan sekolah itu ke ranah hukum agar kejadian serupa tidak terjadi lagi pada siswa lain di lingkungan SMP Negeri 9 Kendari.
“Ini sudah tindakan yang kedua kalinya, jadi saya akan membawa masalah ini ke proses hukum. Saya melihat kepala sekolahnya juga tidak mengambil jalan tengah. Dia malah menyalahkan anak saya. Logikanya, orang merasa terjepit, lalu dipukul, trus kenapa yang dipukul malah dinilai salah karena tidak melaporkannya,” kata Dwi.
Berdasarkan laporan korban F kepada guru, kejadian penganiayaan yang dia alami terjadi usai apel pagi. Sejumlah siswa menganiaya F karena diduga ada kesalahpahaman antara korban dan sejumlah pelaku.
Sementara Kepala SMP Negeri 9 Kendari, Milwan mengatakan, pihak sekolah memang tidak mengetahui ada penganiayaan siswa oleh siswa lainnya di lingkungan sekolah. Namun, dia membantah pengawasan pihak guru lemah.
“Kalau berbicara masalah lemahnya pengawasan, saya pikir tidak. Teman-teman kami bekerja dengan semaksimal mungkin. Masalah ini, kami tidak tahu,” ujarnya.
Dia mengatakan, sekolah akan menggali laporan dari orang tua siswa itu. Mereka juga akan memastikan dan mendalami penyebab permasalahan antara siswa. Sekolah akan memproses siswa yang terbukti bersalah.
“Kami akan pastikan apakah ada masalah dari luar masuk ke sekolah ataukah memang dari sekolah. Tentu kami akan proses dengan memanggil sejumlah siswa yang terlibat untuk memberikan klarifikasi terhadap kasus tersebut,” papar Milwan.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait