Sejumlah pelajar mengikuti kegiatan belajar di tenda darurat halaman SMP Negeri 1 Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (10/10/2018). (Foto: Antara)

PALU, iNews.id - Aktivitas belajar-mengajar di sekolah di Kota Palu, Sulawesi Tengah, hingga kini belum berjalan normal, pascagempa bumi dan tsunami yang kawasan itu beberapa waktu lalu. Pantauan di sejumlah sekolah di Palu, Senin (15/10/2018), rata-rata sekolah belum ada kegiatan belajar-mengajar. Siswa yang datang sangat sedikit dan mereka masih trauma untuk masuk kelas.

Seperti yang terlihat di Sekolah Dasar (SD) Tatura II dan SD Tatura III di bilangan jalan Igusti Ngurah Rai, Kecamatan Palu Selatan, siswa yang hadir tidak sampai 10 orang. "Bagaimana mau belajar pak, jika murid yang datang saja tidak sampai 10 orang," kata Kepala Sekolah SD Inpres II Tatura, Nirwana Novitasari, Senin (15/10/2018).

Dia mengatakan, jumlah murid di sekolah itu sekitar 300 orang, namun yang datang ke sekolah tidak sampai 10 orang. Kendati belum belajar, siswa yang datang diberi motivasi dan semangat agar mereka tetap tabah dan mau sekolah lagi.

"Kami tidak paksakan mereka untuk belajar normal seperti biasa, sebab pascagempa dan tsunami membuat orang termasuk anak-anak trauma berat dan perlu pemulihan. Yang penting mereka mau datang ke sekolah dulu. Soal belajar nanti setelah kondisi anak-anak sudah baik,” ucapnya.


Suasana serupa juga terlihat di SD Inpres II dan SD Inpres VI Lolu, kecamatan Palu Timur. Di dua sekolah itu juga belum ada aktivitas belajar-mengajar. Guru dan murid yang datang hanya bersih-bersih dan setelah itu diperkenankan untuk pulang.

"Kami maklumi dengan kondisi seperti ini, sebab banyak murid yang mengungsi bersama orangtua saat gempa dan tsunami menghajar Kota Palu dan beberapa kabupaten lainnya di Provinsi Sulteng yang menelan korban ribuan jiwa dan memporak-porandakan bangunan rumah, fasilitas pemerintah, infrastruktur jalan, jembatan, listrik dan telekomunikasi,” ucap Basri, seorang guru di SD Inpres VI Lolu.

Basri menyebut, sudah sepekan terakhir ini, sekolah sudah dibuka kembali. Namun, kegiatan belajar mengajar belum dijalankan, sebab murid yang datang hanya sedikit. “Memang butuh waktu lama, sebab anak-anak pasti belum mau sekolah karena masih trauma,” ucapnya.

Dia juga mengatakan kemungkinan besar proses belajar mengajar akan dilakukan sementara di tenda halaman sekolah. "Kami masih tunggu tenda dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk sekolah-sekolah. Kalau belajar dan mengajar di tenda mungkin akan lebih maksimal, karena anak-anak dipastikan enggan belajar di kelas, meski bangunan sekolah tidak rusak," kata dia..


Editor : Himas Puspito Putra

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network