JAKARTA, iNews.id – Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) akan mendirikan ratusan shelter atau hunian sementara bagi korban gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Lokasi shelter pertama rencananya dibangun di Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara dan sisanya di daerah NTB lainnya. Dipilihnya Desa Gondang karena daerah ini merupakan yang terparah kerusakannya akibat diguncang gempa berkekuatan 7 Skala Richter (SR) pada 5 Agustus 2018 lalu. Desa tersebut juga tempat kelahiran juara dunia lari 100 meter Lalu Muhammad Zohri.
“Akan ada 200 hunian sementara terdiri atas 160 unit di Lapangan Gondang, dan 40 tersebar di Lombok,” ungkap Koordinator Tim Disaster Recovery Program ACT Sri Eddy Kuncoro, Rabu (14/8/2018) seperti dikutip laman act.id.
Dia menjelaskan, bangunan tersebut serupa dengan unit-unit yang ada di kompleks Hunian Sementara Terpadu (Integrated Community Shelter) yang pernah dibangun untuk korban gempa Yogyakarta (2006) dan longsor Banjarnegara (2014).
Selain shelter, kata Eddy, ACT juga akan membangun MCK sebanyak 100 unit yang akan disebar di Lombok. Kebutuhan pendidikan berupa sekolah juga segera didirikan agar anak-anak korban gempa Lombok tidak kehilangan masa belajarnya di sekolah. “Ada juga 10 sekolah dan 10 masjid di Lombok,” ucap Eddy.
Pembangunan ratusan unit hunian sementara (shelter) beserta fasilitas umum lainnya menjadi ikhtiar ACT untuk membangun kembali kehidupan di Lombok. Di lokasi itu, juga dikirimkan Humanity Food Truck guna melayani kebutuhan konsumsi pengungsi.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu (15/8/2018) atau hari ke-10 pascagempa, jumlah rumah warga yang rusak mencapai 71.962 unit dengan kategori rusak berat 32.016 unit, 3.173 rusak sedang, dan 36.773 rusak ringan.
Kerusakan fisik lainnya, terdapat 671 unit fasilitas pendidikan rusak dengan rincian 124 PAUD, 341 SD, 95 SMP, 55 SMA, 50 SMK, dan 6 SLB. Juga terdapat kerusakan 52 unit fasilitas kesehatan (1 RS, 11 puskesmas, 35 puskembas pembantu (pustu), 4 polindes, 1 gedung farmasi, 128 unit fasilitas peribadatan (115 masjid, 10 pura, 3 pelinggih), 20 unit perkantoran, 6 unit jembatan, dan jalan-jalan rusak dan ambles akibat gempa.
“Kerusakan dan kerugian yang diakibatkan gempa sangat besar. Tim dari Kedeputian Rehabiitasi dan Rekontruksi BNPB masih melakukan hitung cepat dampak gempa,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo, Rabu (15/8/2018).
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait