Seusai gempa, Hudri bersama warga lainnya langsung mencoba menolong, tetapi hanya bisa mengeluarkan tujuh orang yang masih bisa diselamatkan, antara lain Inak Pat, Inak Magenta, Inak Kartina, Inak Mardiah, Inak Mainun, H Azis dan pak Ahmad. "Tetapi, pak Ahmad sudah meninggal saat di evakuasi ke posko pengungsian," ujarnya.
Dari lima jemaah yang diperkirakan masih terjebak di dalam masjid, Hudri menduga ada yang masih hidup. Sebab, Senin (6/8/2018) lalu, warga masih mendengar suara minta tolong dari dalam reruntuhan masjid. "Kita dengar itu ada yang minta tolong, tetapi setelah itu hilang," ucap Hudri.
Sementara itu, Hamdan salah satu keponakan Inak Salmah, membenarkan jika satu dari lima dari jemaah yang masih tertimbun di dalam masjid adalah bibinya. Saat kejadian Inak Salmah pamit ke masjid untuk mengikuti salat berjamaah dan mendengarkan pengajian.
Namun nahas saat gempa terjadi bibinya tidak sempat menyelamatkan diri. "Inak Salmah ini bibi saya, saudara dari ibu," ujar Hamdan saat sedang mendatangi Masjid Jamiul Jamaah.
Menurutnya, pihak keluarga berharap lima orang, termasuk Inak Salmah masih bisa diselamatkan. Meski kondisi masjid sudah ambruk total. "Harapan kita masih bisa diselamatkan," tandasnya.
Sebelumnya, Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi sejumlah korban yang tertimpa bangunan masjid di Desa Lading-Lading, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (6/8/2018) sore.
Mereka saat itu sedang melaksanakan salat isya berjamaah tiba-tiba diguncang gempa berkekuatan 7,0 Skala Richter (SR), Minggu (5/8/2018) malam. Upaya evakuasi, penyelamatan dan pertolongan kepada korban ini menggunakan alat berat.
Editor : Kastolani Marzuki
gempa bumi lombok utara masjid jamiul jamaah jamaah masjid terjebak masjid ambruk jamaah salat isya
Artikel Terkait