LEBAK, iNews.id – Bencana pergerakan tanah kembali mengancam keselamatan warga di Kabupaten Lebak, Banten. Sedikitnya tiga rumah warga di dua kampung, yakni Kampung Kebon Kalapa, Desa Sukadaya, Kecamatan Cikulur dan Kampung Cipasung, Desa Sukarendah, Kecamatan Warunggunung mengalami kerusakan parah akibat retakan tanah yang terus meluas.
Habsah, salah satu korban dari Kampung Cipasung, mengaku rumahnya sudah mulai menunjukkan keretakan sejak 4 tahun lalu. Namun dalam beberapa bulan terakhir, kondisinya semakin mengkhawatirkan.
“Kondisi ini sebenarnya sudah empat tahun, awalnya itu retak-retak biasa saja, tapi makin lama makin parah. Dulu pernah dibangun lagi waktu suami saya masih ada, cuma sekarang rusak lagi,” ujar Habsah, Jumat (8/8/2025).
Kini, Habsah tinggal bersama anak dan neneknya di rumah yang hampir tidak layak huni. Keretakan menghiasi tembok, lantai, hingga genting yang mulai runtuh. Rasa takut selalu menghantui saat malam tiba.
“Kalau malam saya suka takut, soalnya takut roboh. Selama ini saya tinggal di dapur. Semuanya pada rusak, genting pada jatuh, tembok sama keramik lantai pada retak. Harapan saya sih ada yang bantu biar saya enggak ketakutan tinggal di sini,” katanya.
Hal serupa juga dialami Emed, warga Kampung Kebon Kalapa, Desa Sukadaya. Dia menyebut retakan di rumahnya bertambah parah, bahkan terdengar suara-suara retakan setiap malam.
“Dulu retakannya cuma sedikit tapi sekarang malah semakin parah. Kalau malam suka ada suara retakan dari tembok, saya takut, Pak, takut roboh. Saya di sini tinggal sama istri,” ujar Emed.
Dia menyampaikan, bukan hanya rumahnya yang terdampak. Beberapa rumah warga lainnya juga mengalami kerusakan serupa.
“Yang rusak itu bukan rumah saya saja, tapi banyak juga yang pada rusak karena pergerakan tanah ini,” ucapnya.
Baik Habsah maupun Emed berharap ada perhatian dari pemerintah daerah terhadap kondisi mereka. Mereka meminta dilakukan peninjauan langsung dan bantuan perbaikan rumah yang rusak akibat bencana ini.
“Kami mohon ya, sebagai warga kepada pemerintah terkait untuk segera melakukan peninjauan ke sini. Kasihan Pak, apalagi pemilik rumah ini sudah ditinggal meninggal suaminya. Kami sebagai warga hanya bisa ikut prihatin dengan kondisi seperti ini,” kata Emed.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak BPBD maupun Pemkab Lebak terkait penanganan bencana pergerakan tanah ini.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait