KUPANG, iNews.id – Dua warga dilaporkan meninggal dunia di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD). Beberapa kasus DBD dilaporkan terjadi sejak musim hujan mengguyur Kupang.
Hal itu disampaikan oleh Wali Kota Kupang, Jefrison Riwu Kore, Kamis (19/12/2019). Menurutnya nyamuk pembawa penyakit DBD semakin banyak saat memasuki musim pancaroba.
Dia mengatakan dua korban meninggal dunia akibat penyakit DBD masih berusia anak-anak. “Sudah dua kasus meninggal dunia akibat DBD terjadi di Kupang dan korban masih anak-anak. Bahkan salah satunya merupakan anak dari seorang tenaga medis. Kami imbau masyarakat waspada memasuki musim pancaroba,” katanya.
Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang mendorong masyarakat melakukan upaya pencegahan sarang nyamuk melalui metode 3M plus.Metode 3M plus itu adalah menguras tempat penampungan air, kedua menutup rapat semua tempat penampungan air seperti bak mandi atau drum. Ketiga mengubur atau mendaur barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk demam berdarah.
Dia menjelaskan faktor plus dalam metode itu adalah menabur bubuk abate pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan supaya tidak menjadi sarang nyamuk. “Untuk mengatasi demam berdarah kami membutuhkan peran serta masyarakat agar rutin membersihkan lingkungan rumah sehingga mencegah nyamuk aedes aegypti berkembang,” katanya.
Sementara itu hingga 13 Desember 2019, Dinas Kesehatan Kupang mengatakan telah terjadi 10 kasus DBD. Musim penghujan diduga menjadi faktor yang membuat kasus DBD di Kupang meningkat.
Editor : Rizal Bomantama
Artikel Terkait