KUPANG, iNews.id – Sebanyak 17 warga Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang juga penumpang KM Lambelu, dikarantina oleh Pemkab Flores Timur. Karantina itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19 di daerah setempat.
“Jumlah warga kami yang menjadi penumpang KM Lambelu sebanyak 17 orang. Mereka sudah dikarantina sejak Rabu (8/4/2020) tadi malam di Kelurahan Sorotari, Kota Larantuka,” kata Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli, Kamis (9/4/2020).
Pelaksanaan karantina ini sesuai instruksi Bupati Flores Timur Antonius Gege Hadjon. Penumpang KM Lambelu yang turun di Pelabuhan Lorens Say, Maumere, Ibu Kota Kabupaten Sikka, pada Selasa (7/4/2020) harus dikarantina.
Para penumpang tersebut turun di Pelabuhan Lorens Say, Kabupaten Sikka, yang bertetangga dengan Kabupaten Flores Timur. Kapal tidak bisa bersandar di Pelabuhan Laut Larantuka, Kota Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, karena kebijakan penutupan sementara bagi persinggahan kapal Pelni.
Payong Boli mengakui keputusan karantina selama 14 hari ini memunculkan pro dan kontra di masyarakat. Apalagi, informasi beredar menyebutkan bahwa ada tiga kru KM Lambelu yang diduga positif Covid-19.
Memang ada pro-konta soal itu, tetapi pemerintah daerah tetap pada prinsip menjalankan tanggung jawab negara untuk melindungi seluruh rakyat, katanya.
“Tentunya untuk penumpang KM Lambelu dari Flores Timur tetap ditangani sesuai standar prosedur penanganan Covid-19 dari Kementerian Kesehatan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, tujuan karantina ini untuk memeriksa perkembangan kesehatan para penumpang selama 14 hari. Mereka tidak berinteraksi dahulu dengan masyarakat sebelum dipastikan sehat oleh tim satuan tugas.
Dia meminta masyarakat setempat agar tidak perlu cemas dan panik berlebihan terhadap para penumpang tersebut. “Percayalah hal sebesar apapun pemerintah daerah tetap berupaya semaksimal mungkin menyelesaikannya dengan bijak dan tidak mengorbankan masyarakat,” katanya.
Agustinus juga mengajak semua elemen masyarakat setempat agar sehati untuk taat menjalankan imbauan pemerintah daerah terkait langkah pencegahan penyebaran Covid-19.
“Peran serta masyarakat sangat penting dalam rangka pengendalian pandemi Covid-19 di Flores Timur. Jika imbauan dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka daerah kita akan aman dan yakin semua baik adanya,” katanya.
Pemkab Sikka sebelumnya akhirnya mengizinkan KM Lambelu bersandar di Dermaga Lorens Say Maumere dan menurunkan penumpang, setelah 18 jam berlabuh di Teluk Maumere, Selasa (6/4/2020). Penumpang yang turun langsung diisolasi di dua tempat, yakni di Aula Rumah Jabatan Bupati dan Gedung SCC Sikka.
Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo sebelumnya sudah menyurati kepala cabang Pelni Maumere untuk membatalkan KM Lambelu agar tak bersandar di Dermaga Lorens Say Maumere. Namun, saat bupati dan Forkompinda meluncur menuju KM Lambelu untuk mengingatkan kapten kapal, sontak seluruh penumpang protes dan ribut.
Bupati mengingatkan agar para penumpang tidak boleh turun dan harus dikarantina di atas kapal selama enam hari. Permintaan bupati itu tidak diterima penumpang dan menuai protes keras. Bahkan, lima orang penumpang langsung terjun ke laut.
Melihat aksi ini, bupati dan Forkopimda tidak dapat berbuat banyak. Akhirnya pemerintah mengizinkan KM Lambelu berlabuh di Dermaga Lorens Say. Hingga pukul 19.30 Wita, KM Lambelu mulai bergeser menuju dermaga.
Jumlah penumpang yang turun di Pelabuhan Lorens Say Maumere sebanyak 238 orang dan dua balita. Sementara jumlah kru KM Lambelu sebanyak 95 orang.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait